Interflour Indonesia
Berita & Acara
Berita & Acara > Berita
Konsep Ramah Lingkungan Interflour untuk Menjaga Bumi
Minggu, 17 Oktober 2021 | 10:18
Konsep ramah lingkungan ternyata sejalan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs) yang dikampanyekan berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia.
Perubahan dan kondisi lingkungan dalam satu dekade terakhir banyak disoroti oleh masyarakat dunia. Di tengah kondisi bumi yang dinilai semakin memprihatinkan, muncul perilaku baru yang mempengaruhi pola konsumsi masyarakat dunia, yakni conscious lifestyle. Perilaku ini menjadi pola gaya hidup yang mengedepankan kebaikan konsumsi secara individu dan komunitas.
Gaya hidup ini tengah berkembang dengan pesat di kawasan ASEAN. Konsumen hari ini semakin memperhatikan dampak dari apa yang mereka konsumsi. Merespons tren tersebut, produsen tepung terigu Interflour membangun positioning sebagai produk yang ramah lingkungan.
Hal inilah yang dilakukan Interflour Indonesia dengan menghadirkan kemasan yang ramah lingkungan sebagai bentuk kepedulian, sebagian pelaku industri makanan dan minuman sudah mulai beralih menggunakan kemasan ramah lingkungan, atau yang biasa disebut dengan sustainable packaging, untuk mengemas produk yang akan dijual ke pasar.
'' Bukti Interflour peduli lingkungan dibuktikan dengan sertifikasi-sertifikasi. Termasuk menjadi satu-satunya grup produsen tepung terigu di Indonesia yang sudah mendapatkan sertifikat FSSC di semua bisnis unitnya.'' ujar Ibu Dewi Ayu Putri selaku Marketing Head Interflour Indonesia dalam keterangan persnya.
Hal inilah yang dilakukan Interflour Indonesia dengan menghadirkan kemasan yang ramah lingkungan sebagai bentuk kepedulian, sebagian pelaku industri makanan dan minuman sudah mulai beralih menggunakan kemasan ramah lingkungan, atau yang biasa disebut dengan sustainable packaging, untuk mengemas produk yang akan dijual ke pasar.
'' Bukti Interflour peduli lingkungan dibuktikan dengan sertifikasi-sertifikasi. Termasuk menjadi satu-satunya grup produsen tepung terigu di Indonesia yang sudah mendapatkan sertifikat FSSC di semua bisnis unitnya.'' ujar Ibu Dewi Ayu Putri selaku Marketing Head Interflour Indonesia dalam keterangan persnya.
Berbagai sertifikasi seperti, Food Safety System Certificate FSSC 22000 oleh SAI Global, Quality Management System ISO 9001:2015 oleh SAI Global, Environmental Management System ISO 14001:2015 oleh SAI Global, Occupational health and safety management System ISO 45001:2018 oleh Tuv rheinland, ISPS-Code (International ship and port Facility Security), Sertifikat Penghargaan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja oleh Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia, SNI oleh Balai Sertifikasi Industri Kementerian Perindustrian, serta Sistem Jaminan Halal oleh LPPOM MUI atau Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia.
Selain itu, Interflour juga mendapatkan penghargaan sebagai perusahaan yang turut serta dalam menjaga pengelolaan lingkungan hidup melalui penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan kategori Biru.
“Interflour juga memiliki perhatian dan kepedulian lebih pada terciptanya lingkungan hidup yang lebih baik, antara lain dengan penggunaan kemasan ramah lingkungan yaitu kemasan karung yang mudah terurai/degradable bag,” tutup Dewi.
Sertifikasi FSSC 22000 telah diakui oleh lembaga Global Food Safety Initiative ( GFSI ) dan berdasarkan standar ISO, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap sistem manajemen keamanan yang diterapkan.
Keamanan pangan berhubungan dengan bahaya asal pangan saat dikonsumsi oleh konsumen. Mengingat bahaya keamanan pangan dapat terjadi pada setiap tahapan rantai pangan, maka pengendalian yang cukup diseluruh rantai pangan menjadi sangat penting.
“Interflour juga memiliki perhatian dan kepedulian lebih pada terciptanya lingkungan hidup yang lebih baik, antara lain dengan penggunaan kemasan ramah lingkungan yaitu kemasan karung yang mudah terurai/degradable bag,” tutup Dewi.
Sertifikasi FSSC 22000 telah diakui oleh lembaga Global Food Safety Initiative ( GFSI ) dan berdasarkan standar ISO, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pelanggan terhadap sistem manajemen keamanan yang diterapkan.
Keamanan pangan berhubungan dengan bahaya asal pangan saat dikonsumsi oleh konsumen. Mengingat bahaya keamanan pangan dapat terjadi pada setiap tahapan rantai pangan, maka pengendalian yang cukup diseluruh rantai pangan menjadi sangat penting.